Jumlah Pengunjung Saat Ini

Sabtu, 29 Januari 2011

info: Segera Ke Rengat !

WUJUDKAN MIMPIMU


Waktu
02 Februari jam 19:00 - 10 Februari jam 21:00

TempatBandung

Dibuat oleh:

Info Selengkapny
mainteater, Ubuntu Theatre Organisation Netherland, Yayasan Bahtera Bandung, mempersembahkan:

Pementasan Teater dari Anak Perempuan yang Hidup di Jalan!

WUJUDKAN MIMPIMU
...
Sebuah pertunjukan teater internasional dari anak perempuan yang hidup di jalan

Cerita tentang kehidupan yang keras di jalanan dan bagaimana mimpi-mimpi bisa menjadi kenyataan

Lebih dari 5000 anak jalanan di Bandung tidak memiliki kesempatan untuk menemukan bakatnya. Kreatifitas mereka tidak tersalurkan karena mereka harus bertahan hidup di jalanan.
KHA pasal 31 menyatakan setiap anak, tak terkecuali anak jalanan, mempunyai hak untuk menikmati seni, budaya, waktu luang, istirahat dan rekreasi. Melalui kegiatan seni dan budaya, anak jalanan mempunyai peluang untuk mengembangkan bakat, kepribadian, keterampilan sosial dan personal.
Dalam mendukung anak-anak tersebut menemukan jati dirinya, maka Ubuntu Theatre Organisation, mainteater dan Yayasan Bahtera Bandung melakukan kerjasama dalam bidang seni budaya berupa teater, seni tari, seni suara dan seni gambar. Mereka dipicu untuk berpikir kreatif yang hasilnya kemudian diproses menjadi sebuah bentuk ekspresi dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan mengekspresikan kisah jalanan yang menyentuh kepada masyarakat umum.


Puncak dari berbagai kegiatan tersebut akan di tampilkan dalam
sebuah pagelaran teater anak jalanan perempuan bertajuk
WUJUDKAN MIMPIMU


JADWAL PEMENTASAN BULAN FEBRUARI 2011

Rabu, 2 Februari 2011 Pkl 19.00 WIB
SD. Sukaraja Jl. Terusan Pasteur, Bandung

Jum'at, 4 Februari 2011 Pkl 19.00 WIB
Studio Rosid
Jl. Cigadung Raya Tengah no. 42/2 Babakan Jami, Bandung

Senin, 7 Februari 2011 Pkl. 19.00 WIB
Gedung Indonesia Menggugat
Jl. Perintis Kemerdekaan no. 5, Bandung

Kamis, 10 Februari 2011 Pkl. 19.00 WIB
Common Room
Jl. Kyai Gede Utama no. 8, Bandung


TIM KERJA
Aktor/ musisi/ penari anak jalanan perempuan dari Tol Pasteur

Sutradara: Heliana Sinaga, Renske Hofman | Konsultan: Adi Prasetyo, Yayasan Bahtera | Dramaturg: Wawan Sofwan | Produser: Linda Eijssen, Pradetya Novitri, Rully Hendarsyah | Koreografer: Icha Nuraeni, Deden Syarief | Penata Musik: Enry Johan Jaohari, Luky M. Hidayat | Penata Artistik: Maja Markovic, Rizkika Lukman Hakim, Mohammad Aditya | Videografer: Maritta Versnel | Stage Manager: Karlinda Sebastian | Desain Grafis: Nopan Riefianto | Fotografer: Agus Bebeng, Septianjar Muharam S. | Penerjemah: Permata Andhika Rahardja, Fitri Derisyandi, Frinandi Wandria, Pusta Herry Kurnia, Riobie Thitano Navayo | Penjaga Sekolah: Pak Amuy

Dan:
Orang tua anak anak komunitas Tol Pasteur, Bapak A. Hadi Utomo, Bapak Tamami Zain, Faisal Cakra Buana, Maman Suparman, Marieke Janna de Lange, Lina Moeis, staff Yayasan Bahtera, ensemble mainteater, teman Ubuntu.


Informasi lebih lanjut
Facebook Page : www.facebook.com/Ubuntu-Indonesia
Pradetya Novitri : pradetya.novitri@gmail.com 08562057993
Linda Eijssen : linda@ubuntutheatre.org 085811307365


GRATISS!

BINCANG-BINCANG SASTRA

BINCANG-BINCANG SASTRA
EDISI-64
STUDIO PERTUNJUKAN SASTRA (SPS) YOGYAKARTA

Mempersembahkan:
PEMENTASAN ETNIK MUSIK PUISI "SEONGGOK CINTA DAN PERJALANAN" OLEH TEATER DOKUMEN UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA

acara tersebut akan berlangsung pada:
HARI: MINGGU
TANGGAL: 30 JANUARI 2011
WAKTU: 19.00 WIB-Selesai
TEMPAT: RUANG SEMINARTAMAN BUDAYA YOGYAKARTA.

Teater Dokumen akan menampilkan.... 1. Pembacaan Puisi : “Kalah”. Karya :Arul Kammbaka oleh Syawaludin. 2. Pembacaan Puisi : “Ku cumbui Mulutmu, Suaramu, Rambutmu, “ karya : Pablo Neruda oleh Samuel Rohrohmana. 3. Pembacaan Puisi : “Ibu adalah Pusaraku”, karya : Samuel Rohrohmana oleh Samuel Rohrohmana. 4. Musik Puisi, “Hueca”, karya Chairil Anwar saduran puisi Huesca, karya: John Cornford. aransement musik oleh: Ginandjar wiludjeng, Budi Santoso 5. pembacaan Puisi: Cinta yang menyejarah, Karya Rul Kambaka Oleh M. Rachmat. 6. Pembacaan Puisi : Pemuja Rumah Cinta, karya :Arul Kammbaka, oleh Arul Kammbaka 7. Musik Puisi, “ Dan Berakhir Selalau dengan Kemulaian”, karya: Prof. Dr. Ir. KMT.Sunjoto Kusumo Sunjoto Dip, HE, DEA (Rektor Univ. Widya Mataram Yogyakarta). arransement oleh: Ucok, Siti Fatimah. Pembaca Puisi: Siti Fatimah 8. Musik Puisi, “Mereguk Perjalanan”, karya Ginandjar Wiludjeng. Arransement Ginandjar Wiludjeng, Budi Santoso. Pembaca Puisi: “Kembara”, Karya: Ginandjar Wiludjeng. 9. Pembacaan Pusi : “ Pamit.Musik Puisi”, karya: Prof. Dr. Ir. KMT.Sunjoto Kusumo Sunjoto Dip, HE, DEA (Rektor Univ. Widya Mataram Yogyakarta). 10. Musik Puisi: “ Budak Cinta”, karya Arul Kammbaka. arransement: Sitti Fatimah, dan Ucok. Acara terbuka untuk umum dan gratis... Konfirmasi kehadiran: http://www.facebook.com/event.php?eid=188382344514729 SALAM PERTUNJUKAN SASTRA!!! Salam Hormat-Anes PS

fenomena HARI TEATER DUNIA

26 maret - Setiap tahun nya selalu diperingati oleh komunitas teater seluruh dunia sebagai hari teater.
Bagaimanakah fenomena tersebut di tanggapi oleh komunitas seni sempeneRIAUteater INDRAGIRI HULU

semoga tidak mengecewakan.

Rabu, 26 Januari 2011

catatan dari seorang teman

DRAMATURGI

Dipresentasikan oleh Rizki Atina

SEJARAH

1945:Tahun dimana, Kenneth Duva Burke(May 5, 1897 – November 19, 1993) seorang teoritis literatur Amerika dan filosof memperkenalkan konsep dramatisme sebagai metode untuk memahami fungsi sosial dari bahasa dan drama sebagai pentas simbolik kata dan kehidupan sosial. Tujuan Dramatisme adalah memberikan penjelasan logis untuk memahami motif tindakan manusia, atau kenapa manusia melakukan apa yang mereka lakukan (Fox, 2002).Dramatisme memperlihatkan bahasa sebagai model tindakan simbolik ketimbang model pengetahuan (Burke, 1978). Pandangan Burke adalah bahwa hidup bukan seperti drama, tapi hidup itu sendiri adalah drama. 1959: The Presentation of Self in Everyday Life Tertarik dengan teori dramatisme Burke, Erving Goffman (11 Juni 1922 – 19 November 1982), seorang sosiolog interaksionis dan penulis, memperdalam kajian dramatisme tersebut dan menyempurnakannya dalam bukunya yang kemudian terkenal sebagai salah satu sumbangan terbesar bagi teori ilmu sosial The Presentation of Self in Everyday Life. Dalam buku ini Goffman yang mendalami fenomena interaksi simbolik mengemukakan kajian mendalam mengenai konsep Dramaturgi.

INI BUKAN DRAMATURGI ARISTOTELES

Istilah Dramaturgi kental dengan pengaruh drama atau teater atau pertunjukan fiksi diatas panggung dimana seorang aktor memainkan karakter manusia-manusia yang lain sehingga penonton dapat memperoleh gambaran kehidupan dari tokoh tersebut dan mampu mengikuti alur cerita dari drama yang disajikan. Meski benar, dramaturgi juga digunakan dalam istilah teater namun term dan karakteristiknya berbeda dengan dramaturgi yang akan kita pelajari. Dramaturgi dari istilah teater dipopulerkan oleh Aristoteles. Sekitar tahun 350 SM, Aristoteles, seorang filosof asal Yunani, menelurkan, Poetics, hasil pemikirannya yang sampai sekarang masih dianggap sebagai buku acuan bagi dunia teater. Dalam Poetics, Aristoteles menjabarkan penelitiannya tentang penampilan/drama-drama berakhir tragedi/tragis ataupun kisah-kisah komedi. Untuk menghasilkan Poetics Aristoteles meneliti hampir seluruh karya penulis Yunani pada masanya. Kisah tragis merupakan obyek penelitian utamanya dan dalam Poetic juga Aristoteles menyanjung Kisah Oedipus Rex, sebagai kisah drama yang paling dapat diperhitungkan. Meskipun Aristoteles mengatakan bahwa drama merupakan bagian dari puisi, namun Aristoteles bekerja secara utuh menganalisa drama secara keseluruhan. Bukan hanya dari segi naskahnya saja tapi juga menganalisa hubungan antara karakter dan akting, dialog, plot dan cerita. Ia memberikan contoh-contoh plot yang baik dan meneliti reaksi drama terhadap penonton. Nilai-nilai yang dikemukakan oleh Aristoteles dalam maha karyanya ini kemudian dikenal dengan “aristotelian drama” atau drama ala aristoteles, dimana deus ex machina[1] adalah suatu kelemahan dan dimana sebuah akting harus tersusun secara efisien. Banyak konsep kunci drama, seperti anagnorisis[2] dan katharsis[3], dibahas dalam Poetica. Sampai sekarang “aristotelian drama” sangat terlihat aplikasinya pada tayangan-tayangan tv, buku-buku panduan perfilman dan bahkan kursus-kursus singkat perfilman (dramaturgi dasar) biasanya sangat bergantung kepada dasar pemikiran yang dikemukakan oleh Aristoteles.

DRAMATURGI: BENTUK LAIN DARI KOMUNIKASI

Bila Aristoteles mengungkapkan Dramaturgi dalam artian seni. Maka, Goffman mendalami dramaturgi dari segi sosiologi. Seperti yang kita ketahui, Goffman memperkenalkan dramaturgi pertama kali dalam kajian sosial psikologis dan sosiologi melalui bukunya, The Presentation of Self In Everyday Life. Buku tersebut menggali segala macam perilaku interaksi yang kita lakukan dalam pertunjukan kehidupan kita sehari-hari yang menampilkan diri kita sendiri dalam cara yang sama dengan cara seorang aktor menampilkan karakter orang lain dalam sebuah pertunjukan drama. Cara yang sama ini berarti mengacu kepada kesamaan yang berarti ada pertunjukan yang ditampilkan. Bila Aristoteles mengacu kepada teater maka Goffman mengacu pada pertunjukan sosiologi. Pertunjukan yang terjadi di masyarakat untuk memberi kesan yang baik untuk mencapai tujuan. Tujuan dari presentasi dari Diri – Goffman ini adalah penerimaan penonton akan manipulasi. Bila seorang aktor berhasil, maka penonton akan melihat aktor sesuai sudut yang memang ingin diperlihatkan oleh aktor tersebut. Aktor akan semakin mudah untuk membawa penonton untuk mencapai tujuan dari pertunjukan tersebut. Ini dapat dikatakan sebagai bentuk lain dari komunikasi. Kenapa komunikasi? Karena komunikasi sebenarnya adalah alat untuk mencapai tujuan. Bila dalam komunikasi konvensional manusia berbicara tentang bagaimana memaksimalkan indera verbal dan non-verbal untuk mencapai tujuan akhir komunikasi, agar orang lain mengikuti kemauan kita. Maka dalam dramaturgis, yang diperhitungkan adalah konsep menyeluruh bagaimana kita menghayati peran sehingga dapat memberikan feedback sesuai yang kita mau. Perlu diingat, dramatugis mempelajari konteks dari perilaku manusia dalam mencapai tujuannya dan bukan untuk mempelajari hasil dari perilakunya tersebut. Dramaturgi memahami bahwa dalam interaksi antar manusia ada “kesepakatan” perilaku yang disetujui yang dapat mengantarkan kepada tujuan akhir dari maksud interaksi sosial tersebut. Bermain peran merupakan salah satu alat yang dapat mengacu kepada tercapainya kesepakatan tersebut. Bukti nyata bahwa terjadi permainan peran dalam kehidupan manusia dapat dilihat pada masyarakat kita sendiri. Manusia menciptakan sebuah mekanisme tersendiri, dimana dengan permainan peran tersebut ia bisa tampil sebagai sosok-sosok tertentu. Hal ini setara dengan yang dikatakan oleh Yenrizal (IAIN Raden Fatah, Palembang), dalam makalahnya “Transformasi Etos Kerja Masyarakat Muslim: Tinjauan Dramaturgis di Masyarakat Pedesaan Sumatera Selatan” pada Annual Conference on Islamic Studies, Bandung, 26 – 30 November 2006: “Dengan konsep dramaturgis dan permainan peran yang dilakukan oleh manusia, terciptalah suasana-suasana dan kondisi interaksi yang kemudian memberikan makna tersendiri. Munculnya pemaknaan ini sangat tergantung pada latar belakang sosial masyarakat itu sendiri. Terbentuklah kemudian masyarakat yang mampu beradaptasi dengan berbagai suasana dan corak kehidupan. Masyarakat yang tinggal dalam komunitas heterogen perkotaan, menciptakan panggung-panggung sendiri yang membuatnya bisa tampil sebagai komunitas yang bisa bertahan hidup dengan keheterogenannya. Begitu juga dengan masyarakat homogen pedesaan, menciptakan panggung-panggung sendiri melalui interaksinya, yang terkadang justru membentuk proteksi sendiri dengan komunitas lainnya.”

DRAMATURGIS : KITA SEBENARNYA HIDUP DI ATAS PANGGUNG

Teori dramaturgi menjelaskan bahwa identitas manusia adalah tidak stabil dan merupakan setiap identitas tersebut merupakan bagian kejiwaan psikologi yang mandiri. Identitas manusia bisa saja berubah-ubah tergantung dari interaksi dengan orang lain. Disinilah dramaturgis masuk, bagaimana kita menguasai interaksi tersebut. Dalam dramaturgis, interaksi sosial dimaknai sama dengan pertunjukan teater. Manusia adalah aktor yang berusaha untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui “pertunjukan dramanya sendiri”. Dalam mencapai tujuannya tersebut, menurut konsep dramaturgis, manusia akan mengembangkan perilaku-perilaku yang mendukung perannya tersebut. Selayaknya pertunjukan drama, seorang aktor drama kehidupan juga harus mempersiapkan kelengkapan pertunjukan. Kelengkapan ini antara lain memperhitungkan setting, kostum, penggunakan kata (dialog) dan tindakan non verbal lain, hal ini tentunya bertujuan untuk meninggalkan kesan yang baik pada lawan interaksi dan memuluskan jalan mencapai tujuan. Oleh Goffman, tindakan diatas disebut dalam istilah impression management”. Goffman juga melihat bahwa ada perbedaan akting yang besar saat aktor berada di atas panggung (“front stage”) dan di belakang panggung (“back stage”) drama kehidupan. Kondisi akting di front stage adalah adanya penonton (yang melihat kita) dan kita sedang berada dalam bagian pertunjukan. Saat itu kita berusaha untuk memainkan peran kita sebaik-baiknya agar penonton memahami tujuan dari perilaku kita. Perilaku kita dibatasi oleh oleh konsep-konsep drama yang bertujuan untuk membuat drama yang berhasil (lihat unsur-unsur tersebut pada impression management diatas). Sedangkan back stage adalah keadaan dimana kita berada di belakang panggung, dengan kondisi bahwa tidak ada penonton. Sehingga kita dapat berperilaku bebas tanpa mempedulikan plot perilaku bagaimana yang harus kita bawakan. Contohnya, seorang front liner hotel senantiasa berpakaian rapi menyambut tamu hotel dengan ramah, santun, bersikap formil dan perkataan yang diatur. Tetapi, saat istirahat siang, sang front liner bisa bersikap lebih santai, bersenda gurau dengan bahasa gaul dengan temannya atau bersikap tidak formil lainnya (merokok, dsb). Saat front liner menyambut tamu hotel, merupakan saat front stage baginya (saat pertunjukan). Tanggung jawabnya adalah menyambut tamu hotel dan memberikan kesan baik hotel kepada tamu tersebut. Oleh karenanya, perilaku sang front liner juga adalah perilaku yang sudah digariskan skenarionya oleh pihak manajemen hotel. Saat istirahat makan siang, front liner bebas untuk mempersiapkan dirinya menuju babak ke dua dari pertunjukan tersebut. Karenanya, skenario yang disiapkan oleh manajemen hotel adalah bagaimana sang front liner tersebut dapat refresh untuk menjalankan perannya di babak selanjutnya. Sebelum berinteraksi dengan orang lain, seseorang pasti akan mempersiapkan perannya dulu, atau kesan yang ingin ditangkap oleh orang lain. Kondisi ini sama dengan apa yang dunia teater katakan sebagai “breaking character”. Dengan konsep dramaturgis dan permainan peran yang dilakukan oleh manusia, terciptalah suasana-suasana dan kondisi interaksi yang kemudian memberikan makna tersendiri. Munculnya pemaknaan ini sangat tergantung pada latar belakang sosial masyarakat itu sendiri. Terbentuklah kemudian masyarakat yang mampu beradaptasi dengan berbagai suasana dan corak kehidupan. Masyarakat yang tinggal dalam komunitas heterogen perkotaan, menciptakan panggung-panggung sendiri yang membuatnya bisa tampil sebagai komunitas yang bisa bertahan hidup dengan keheterogenannya. Begitu juga dengan masyarakat homogen pedesaan, menciptakan panggung-panggung sendiri melalui interaksinya, yang terkadang justru membentuk proteksi sendiri dengan komunitas lainnya. Apa yang dilakukan masyarakat melalui konsep permainan peran adalah realitas yang terjadi secara alamiah dan berkembang sesuai perubahan yang berlangsung dalam diri mereka. Permainan peran ini akan berubah-rubah sesuai kondisi dan waktu berlangsungnya. Banyak pula faktor yang berpengaruh dalam permainan peran ini, terutama aspek sosial psikologis yang melingkupinya.

KRITIK TERHADAP DRAMATURGI

Dramarturgi hanya dapat berlaku di institusi total

Institusi total maksudnya adalah institusi yang memiliki karakter dihambakan oleh sebagian kehidupan atau keseluruhan kehidupan dari individual yang terkait dengan institusi tersebut, dimana individu ini berlaku sebagai sub-ordinat yang mana sangat tergantung kepada organisasi dan orang yang berwenang atasnya. Ciri-ciri institusi total antara lain dikendalikan oleh kekuasan (hegemoni) dan memiliki hierarki yang jelas. Contohnya, sekolah asrama yang masih menganut paham pengajaran kuno (disiplin tinggi), kamp konsentrasi (barak militer), institusi pendidikan, penjara, pusat rehabilitasi (termasuk didalamnya rumah sakit jiwa, biara, institusi pemerintah, dan lainnya. Dramaturgi dianggap dapat berperan baik pada instansi-instansi yang menuntut pengabdian tinggi dan tidak menghendaki adanya “pemberontakan”. Karena di dalam institusi-institusi ini peran-peran sosial akan lebih mudah untuk diidentifikasi. Orang akan lebih memahami skenario semacam apa yang ingin dimainkan. Bahkan beberapa ahli percaya bahwa teori ini harus dibuktikan dahulu sebelum diaplikasikan.

Menihilkan “kemasyarakatan”

Teori ini juga dianggap tidak mendukung pemahaman bahwa dalam tujuan sosiologi ada satu kata yang seharusnya diperhitungkan, yakni kekuatan “kemasyarakatan”. Bahwa tuntutan peran individual menimbulkan clash bila berhadapan dengan peran kemasyarakatan. Ini yang sebaiknya dapat disinkronkan.

Dianggap condong kepada Positifisme

Dramaturgi dianggap terlalu condong kepada positifisme[4]. Penganut paham ini menyatakan adanya kesamaan antara ilmu sosial dan ilmu alam, yakni aturan. Aturan adalah pakem yang mengatur dunia sehingga tindakan nyeleneh atau tidak dapat dijelaskan secara logis merupakan hal yang tidak patut.

ANALISA DRAMATURGI

Dramaturgis masuk dalam Perspektif Obyektif

Dramaturgis dianggap masuk ke dalam perspektif obyektif karena teori ini cenderung melihat manusia sebagai makhluk pasif (berserah). Meskipun, pada awal ingin memasuki peran tertentu manusia memiliki kemampuan untuk menjadi subyektif (kemampuan untuk memilih) namun pada saat menjalankan peran tersebut manusia berlaku objektif, berlaku natural, mengikuti alur. Misalnya, pada kasus Kekerasan pada Rumah Tangga (“KDRT”), saat perilaku kekerasan itu hendak terjadi, korban sebenarnya memiliki pilihan, berserah diri atau melakukan perlawanan. Bila ia memberontak maka konsekuensinya adalah ini dan bila ia pasrah maka akibatnya seperti itu. Proses subyektif ini akan beralih menjadi obyektif saat ia menjalani peran yang dipilihnya tersebut. Misalnya yang ia ambil adalah pasrah karena ia takut kalau ia melarikan diri konsekuensinya lebih parah, atau ia merasa terlalu tergantung kepada tersangka dan mengkhawatirkan nasih anaknya bila ia melawan. Maka, setelah itu ia akan menjalani perannya sebagai korban. Secara naluriah ia akan menutupi bagian tubuhnya yang mungkin menjadi sasaran kekerasan. Atau ia berusaha untuk menutupi telinganya untuk melindungi mental dan psikologisnya. Itulah mengapa dramaturgi di sebut memiliki muatan objektif. Karena pelakunya, menjalankan perannya secara natural, alamiah mengetahui langkah-langkah yang harus dijalani.

Pendekatan Keilmuan Little John – Pendekatan Scientific (ilmiah – empiris)

Seperti telah dijabarkan diatas, Dramaturgis merupakan teori yang mempelajari proses dari perilaku dan bukan hasil dari perilaku. Ini merupakan asas dasar dari penelitian-penelitian yang menggunakan pendekatan scientific[5]. Obyektifitas yang digunakan disini adalah karena institusi tempat dramaturgi berperan adalah memang institusi yang terukur dan membutuhkan peran-peran yang sesuai dengan semangat institusi tersebut. Institusi ini kemudian yang diklaim sebagai institusi total sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya. Bahwa hasil dari peranan itu sesungguhnya, bila proses (rumusnya) dijalankan sesuai dengan standar observasi dan konsistensi maka bentuk akhirnya adalah sama. Contohnya, bila seorang pengajar mempraktekkan cara mengajar sesuai dengan template perguruan tinggi maka kualitas keluaran perguruan tinggi tersebut akan menghasilkan kualitas yang bisa dikatakan relatif sama. Atau untuk contoh front liner hotel diatas, bila front liner dapat memainkan skenario penyambutan tamu manajemen hotel, niscaya tamu akan merasa dihargai, dihormati, senang dan bersedia untuk datang menginap kembali di hotel tersebut.


[1] Frase ini berasal dari bahasa Latin yang secara bahsa berarti Tuhan keluar membantu. Hal ini menunjuk pada karakter buatan, imajiner, alat ataupun peristiwa yang tiba-tiba saja terjadi atau ada dalam sebuah pertunjukan fiksi atau drama sebagai jalan keluar dari sebuah situasi atau plot yang sulit (contohnya, tiba-tiba ada ibu peri yang muncul untuk menolong Cinderella supaya bisa datang ke pesta dansa di istana).

[2] Aristoteles mengartikan kata ini sebagai “perubahan perilaku dari acuh menjadi butuh karena perkembangan cerita (mengetahui yang sesungguhnnya), tumbuhnya rasa cinta atau benci yang timbul antar karakter yang ditakdirkan oleh alur cerita”. Contohnya, pangeran dalam cerita Cinderella sebelum tidak peduli pada gadis-gadis yang memiliki sepatu kaca, tapi begitu ia mengetahui bahwa gadis misteriusnya memakai sepatu kaca, maka ia mencari gadis-gadis yang muat dengan sepatu kacanya.

[3] Kata ini mengacu kepada sensasi, atau efek turut terbawanya alur cerita ke dalam hati. Perasaan ini seyogyanya muncul di hati para penonton seusai menonton drama yang mengena. (contohnya, turut menangis,tertawa, atau perasaan iba terhadap karakter drama).

[4] Positifisme dirunut dari asalnya berasal dari pemikiran Auguste Comte pada abad ke 19. Comte berpendapat, positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains.

[5] Menurut pandangan ini ilmu diasosiasikan dengan objektivitas. Objektivitas yang dimaksudkan di sini adalah objektivitas yang menekankan prinsip standardisasu observasi dan kosistensi. Landasan philosofisnya adalah bahwa dunia ini pada dasarnya mempunyai bentuk dan struktur.

SIE JIN KWIE KENA FITNAH



SIE JIN KWIE KENA FITNAH

Naskah Karya: TIOKENGJIAN dan LOKOANCHUNG

Saduran dan Sutradara: N. RIANTIARNO

Sebuah drama perbauran antara, Opera Cina, Boneka Potehi, Golek Menak, Wayang Wong dan Wayang Tavip.

4 s.d 26 Maret 2011 (tiap Senin libur)

GRAHA BHAKTI BUDAYA

Pusat Kesenian Jakarta - Taman Ismail Marzuki

Setiap Pukul 19.30

INFORMASI TIKET:

Suntea 0816 1190953

Jl. Cempaka Raya No. 15 Bintaro, 021 735 0460 - 735 9540

Jl. Setiabudi Barat No. 4, 021 7028 2344 - 522 4058 - 5251066

Taman Ismail Marzuki, 021 319 34740 - 319 37325

info@teaterkoma.org • www.teaterkoma.org

(Tidak terima pemesanan via SMS, FB, Twitter, YM, BBM ataupun jalur maya lainnya)


Denah GBB Lt. 1


Denah GBB Balkon

Unduh denah kursinya di: http://www.mediafire.com/?6v87t1l8kaqiztt

HTM Weekdays (Minggu, Selasa-Kamis)

Rp.150.000,- Row E, F, G, K, L (tengah)

Rp.100.000,- Row C, D, M, N, O, P (tengah)

Rp. 75.000,- Row A, B, C, D, E, F, G, K, L, M, N, O, P (wing)

Rp. 50.000,- Balkon

HTM Weekend (Jumat-Sabtu)

Rp.200.000,- Row E, F, G, K, L (tengah)

Rp.150.000,- Row C, D, M, N, O, P (tengah)

Rp. 100.000,- Row A, B, C, D, E, F, G, K, L, M, N, O, P (wing)

Rp. 75.000,- Balkon




SINOPSIS

Pertengahan abad ke-7, di negeri Cina. Waktu berlalu, Kaisar Dinasti Tang LISIBIN memerintah negeri yang kian makmur. Sementara itu, Raja Muda SIEJINKWIE memerintah wilayahnya dengan adil dan bijaksana.

Sayang seribu sayang, Siejinkwie jatuh dalam perangkap yang dirancang oleh BIEJIN dan suaminya, LITOCONG, dibantu oleh pengurus rumah tangga mereka, THIOJIN. Siejinkwie difitnah berlaku tidak senonoh. Surat pengaduan dikirim kepada Kaisar. Tanpa pikir panjang, Kaisar langsung naik pitam dan berniat menghukum mati Siejinkwie.

Banyak pihak yang berusaha menolong Siejinkwie. LIUKIMHWA, istri Siejinkwie, dan putri mereka, SIEKIMLIAN, didukung para sahabat sang Raja Muda, berupaya keras meredakan amarah Kaisar.

Di tengah kemelut itu, datang tantangan perang dari negeri asing. Negeri Tang di ujung tanduk, sebab panglima perang andalan mereka sedang menanti hukuman mati. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?

TEATER KOMA melanjutkan kisah pahlawan berbaju putih, SIE JIN KWIE, dengan lakon terbarunya, SIE JIN KWIE KENA FITNAH. Disain kostum memukau kembali berpadu dengan tarian menawan serta nyanyian dan musik khas. Sebuah tontonan penuh hiburan, tapi tetap penuh makna dan perenungan. Digelar bersamaan dengan hari jadi Teater Koma ke-34 (1977-2011).

Jumat, 14 Januari 2011

HIBAH KELOLA 2011

Peluang masih terbuka!

Kelola kembali menawarkan Hibah Seni kompetitif untuk produksi karya seni pertunjukan bagi seniman perorangan / kelompok di bidang tari, musik, dan teater.

Batas waktu pengiriman lamaran dan dokumen pendukung DIPERPANJANG hingga 6 Februari 2011.

Dapatkan Formulir & Panduan Lamaran dengan:

· mengunduh di www.kelola.or.id

· mengirimkan email ke: hibahseni@kelola.or.id

· menghubungi (021) 739 9311

Raih peluang Hibah Seni dengan mengirimkan proposal pertunjukan berupa formulir yang diisi lengkap ke: hibahseni@kelola.or.id.

Peraih yang lolos seleksi berpeluang menerima dukungan untuk kategori:

  • Karya Inovatif - maksimal Rp. 22 juta
  • Pentas Keliling - maksimal Rp. 40 juta

Untuk merayakan keberagaman seni Indonesia, kelompok seni tradisi juga diundang ikut berkompetisi dalam kategori Pentas Keliling.

Hasil seleksi akan dipublikasikan pada tanggal 5 April 2011 di situs Kelola: www.kelola.or.id.;\

Selasa, 11 Januari 2011

Pembentukan Tim Organisasi Kelas Laboratorium sempeneRIAUteater Thn 2011


Akhirnya setelah mengadakan beberapa kegiatan Forum dan Rapat Kepengurusan, kami berhasil menyusun Anggota Organisasi Kelas Laboratorium sempeneRIAUteater Thn 2011 DALAM Masa Percobaan selama 3 bulan kedepan.

Dengan hasil :

1. Al Amin sebagai Ketua (KST MU)

2. Diki Wansa sebagai Wakil Ketua (SASE DAMPAK)

3. Fani Destria Putri sebagai koordinator Lapangan I (SSDR TE)

4. Putri Sefni sebagai koordinator Lapangan II (SSDR TE)

5. Rafvita Asmil sebagai koordinator Lapangan III (SSDR TE)

6. Ravico Despioni sebagai Sekretaris I (SSDR TE)

7. Riza Risdanti sebagai Sekretaris II (SATEPENSA)

8. Erni Suhari Yatmi sebagai Bendahara I (SSDR TE)

9. Devi sebagai Bendahara II (SSDR TE)

Dengan Pembimbing sementara LASKAR PANGGUNG yang beranggotakan :

1. Dheri Ramunda


2. Rhido Kurniawan


3. Sri Maila Sari

Membuka Rapat Besar Pada Tanggal 08 Januari 2011, Di Gedung Kesenian Indragiri Hulu pada jam 15.00 -17.30 WIB. Dengan Agenda Rapat Sebagai Berikut :

1. Visi dan Misi

2. Daftar Absensi

3. Kegiatan Latihan Rutin

4. Tanggung Jawab

5. Piket (kebersihan & gedung)



Adapun Visi dan Misi Kelas Laboratorium sempeneRIAUteater adalah :


VISI


Visi : MENJADIKAN KELAS LABORATORIUM sempeneRIAUteater SEBAGAI TEMPAT PERKUMPULAN REMAJA YANG BERFIKIR POSITIF, KREATIF, BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA, DAN MEMAJUKAN KESENIAN DI INDRAGIRI HULU KHUSUSNYA DI BIDANG TEATER.


DAFTAR SANGGAR


sempeneRIAUteater adalah sebuah komunitas teater yang berdiri pada akhir november 2009 di Rengat,Riau. komunitas ini adalah peleburan dari satu komunitas besar sebagai induknya yaitu sanggar MiniTeaterKotaRengat 1989. Sempene juga mempunyai peleburan yang menjadi komunitas-komunitas kecil yang terdiri dari masing-masing sekolah dan para anggota yang berhasil terdaftar pada tahun 2011, yaitu:


1. SASE DAMPAK (SMK N 1 RENGAT)

2. SSDR TE (SMA N 1 RENGAT)

3. LIP TEATER (SMA 1 PGRI RENGAT)

4. KST MU (SMA 1 MUHAMMADIYAH RENGAT)

5. SATEPENSA (SMP N 1 RENGAT)

6. KTS 4 (SMP N 4 RENGAT)




Tentunya sempeneRIAUteater masih mencari bibit-bibit unggul lainya di setiap Sekolah-Sekolah lainya.